Prioritastv.com, Tanggamus – Santer beredar informasi di salah satu pekon wilayah Kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus, seorang guru ngaji inisial RM diduga melakukan pelecehan terhadap puluhan anak dibawah umur yang merupakan santrinya.
Berdasarkan informasi yang diterima, oknum RM mengajar sekitar belasan anak usai SD hingga SMP dengan modus pasang “susuk/pembuka aura” sehingga RM bebas diduga melakukan aksi pelecehan di salah satu kamar rumahnya.
Tak tanggung-tanggung, aksi pelecehan itu telah berjalan selama bertahun-tahun, bahkan sejumlah korban telah menikah dan memiliki anak.
Informasi itu mencuat, pasca perseteruan anak perempuan RM dengan salah satu diduga korban inisial WU, sehingga orang tua RM menjadi berang dan akhirnya meminta pertanggungjawaban RM.
Dari terungkapnya prilaku RM, akhirnya menguak dugaan perbuatan bejat RM tersebut juga dilakukan terhadap puluhan anak-anak lain seperti yang disampaikan narasumber warga pekon setempat.
Dari catatan narasumber yang mewanti-wanti namanya dirahasiakan, diduga korban dari aksi bejat RM lebih dari satu, (yang saat ini diduga ada 15 – 20 korban) sebab RM telah mengajar ngaji sejak tahun 2010.
Pasalnya, menurut sumber disana, selain korban WU dan anak-anak ngaji lainnya, bahkan terungkap ada sejumlah korban yang kini telah menikah, hingga membuat sang suami tidak terima dan berharap adanya tindakan hukum kepada RM.
Ketegasan WU yang kekinian diketahui memiliki pribadi yang santun, dan ia sangat emosi tak rela dilecehkan oleh RM sang guru ngaji, sebab sejak kecil hingga usai remaja tak pernah ia mengizinkan seorang lelaki menyentuhnya.
Namun sayangnya, saat diduga dilecehkan oleh sang guru ngaji inisial RM, bahwa WU dalam pengaruh gendam saat dipasang susuk sebagai pembuka aura. Sehingga ia tak dapat melakukan perlawanan ketika RM menggeranginya.
Berdasarkan keterangan Narasumber, kejadian terungkap berawal adanya perselisihan antara UL anak dari RM dengan WU dan UL mengatakan kalimat binatang kepada diduga korban WU.
Selanjutnya, WU menjawab bahwa ayah UL yang binatang sebab telah berprilaku lebih-lebih dari anjing dan WU mengatakan jika rahasia RM dibuka maka akan hancur
“Nah, kalimat rahasia itu terdengarlah oleh EN (ibunya WU). Dan menanyakan rahasia kok berantem membawa nama orang tua, lantas EN mendesak sehingga WU mengaku mendapatkan pelecehan dari RM selaku guru ngajinya,” kata sumber disana, Sabtu 10 Januari 2023.
Sambungnya, mendengar cerita anakanya EN kemudian bercerita kepada ke warga lainnya dan ternyata ada korban lainya diantara anak dari keluarga RB, SR, AN, KS dan RM.
“Semua ceritanya sama, jadi anak-anak diperdaya untuk memasang susuk buka aura dan diduga gendam sehingga anak-anak itu tidak dapat melawan saat RM melakukan pelecehan,” ujarnya.
Dijelaskan Narasumber, bahwa setelah ramai informasi itu akhirnya digelar rembuk tingkat dusun dihadiri oleh oknum guru ngaji RM, TN selaku mantan Kakon, KS dan RB, kedua orang tua diduga korban, EP selaku menantu RM dan RH selaku ayah tiri WU.
“Pada saat rembuk, WL angkat bicara dan merasa tidak terima sebab sejak kecil ia tidak pernah dipegang pria. Namun diperlakukan oleh guru ngajinya. WU tidak bisa memaafkan karena ini adalah harga dirinya. Tetapi saat itu RO selaku ayah tiri WU dan KS juga selaku salah satu orang tua diduga korban meminta permasalahan tidak diperpanjang. Sehingga WU cuma bisa dia saat rembuk tersebut,” jelasnya.
Ditambahkannya, bahwa dalam rembuk dusun tersebut bahwa RM mengakui telah melakukan perbuatan tersebut kepada WU dan korban lainnya serta ia meminta maaf kepada para orang tua korban.
“Para orang tua diduga korban memafkan RM namun meminta RM agar tidak mengulangi perbuatannya dan rembuk ditutup makan bersama,” imbuhnya.
Atas peristiwa tersebut, masyarakat berharap aparat penegak hukum dapat melakukan penyelidikan informasi tersebut sebab prilaku tersebut tidak bisa diselesaikan hanya secara minta maaf.
“Harapan kami harus diselesaikan secara hukum sebab perbuatan bejat RM sebagai guru ngaji merusak kehormatan generasi anak bangsa dan bisa saja terulang, lantaran telah menjadi penyakit,” tandasnya.
Sementara itu, menurut keterangan WU bahwa benar aksi tidak terpuji sang guru ngaji diterimanya saat RM mengiming-iminginya memasang kawat kecil yang disebutnya susuk pembuka aura.
“Itu pasang kawat di dagu, di kamarnya dia. Dia buka kancing baju dan pegang-pegang padahal bukan muhrimnya, sampai alat vital,” kata WU.
Korban lainnya, inisial AM juga mengaku mendapatkan perlakuan sama sehingga membuatnya hingga kini menjadi trauma atas ulah sang guru ngaji tersebut.
Tokoh masyarakat setempat, KS membenarkan bahwa RM telah mengakui perbuatannya di depan sejumlah keluarga korban saat dipertemukan di dusun pekon setempat.
Hingga saat ini tim masih terus menghimpun data, terkait para terduga korban apakah ada yang pernah disetubuhi atau tidak oleh oknum guru ngaji RM. Terkait RM sendiri belum memberikan keterangan. (Tim FWK-KT)