Prioritastv.com, Tanggamus, Lampung – Fenomena surutnya Bendungan Batu Tegi di Kecamatan Air Naningan, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung, sejak awal Desember 2023 hingga awal Januari 2024, telah menciptakan pemandangan unik di daerah tersebut.
Air yang surut membuka bukit-bukit yang sebelumnya tenggelam, menjadi daya tarik tersendiri bahkan masyarakat telah mendokumentasikan fenomena ini melalui foto dan video yang diunggah ke media sosial.
Banyak yang penasaran melihat isi bendungan yang biasanya terendam oleh air. Sejumlah warga bahkan membawa motor masuk ke sisi bendungan yang kini terlihat seperti jalanan tanah tak berumput, menciptakan suasana yang jarang terlihat.
Bendungan Batu Tegi, yang dibangun pada tahun 1995 dan diresmikan oleh Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri, terletak di antara dua lekukan bukit yang tinggi. Bendungan ini memiliki luas 3.560 hektar dan mampu menampung debit air sebanyak 9 juta meter kubik.
Saat aktif, PLTA yang terintegrasi di bendungan ini mampu menghasilkan listrik dengan kapasitas total mencapai 125,2 giga watt per tahun.
Menurut informasi yang dihimpun, selain kemarau panjang yang menyebabkan air surut, kondisi ini juga dipicu oleh aliran air yang dialirkan keluar sebagai langkah pembersihan bendungan.
Proses ini mengungkapkan pemandangan baru, di mana bukit-bukit yang biasanya terendam kini menyembul, dan perahu-perahu teronggok dalam keadaan rusak.
Meskipun fenomena ini memberikan keindahan dan menarik minat masyarakat, pihak berwenang diharapkan untuk memberikan klarifikasi terkait alasan surutnya air dan dampaknya terhadap lingkungan sekitar.
Kepala Pekon Batu Tegi, Rahmat mengungkapkan, terkait turunnya debit air bendungan yakni memang terdampak kemarau panjang yang lebih pokok dan yang kedua memang karena bendungan batu tegi ini dulu hanya cuma satu, sekarang ada 2 di sekampung 2.
“Jadi walaupun telah dibuka juga air masih tetap ditampung di sekampung 2,” kata Rahmat.
Rahmat mengungkapkan, aktivitas nelayan dan pelayaran terganggu, tetapi bagi petani ataupun nelayan, mereka justru malahan menangkap ikan lebih mudah karena banyak juga genangan genangan yang sekarang titik ikannya sudah terkonsentrasi terkumpul dalam satu titik.
Ia menjelaskan, sebenarnya dampak kemarau panjang pasti surut, namun pada tahun ini surutnya bendungan memang signifikan sehingga pulau pulau yang dulunya tergenang sekarang sudah mulai muncul lagi.
“Akibat mungkin, faktor tadi faktor cuaca ataupun kemarau panjang, yang kedua memang pengendalian air sekarang tidak dipertahankan hanya di kampung satu. Dibuka terus irigasinya sehingga surut semakin tinggi,” tandasnya. (Asrul/Mustar Arifin)