Prioritastv.com, Tanggamus, Lampung – Proses penggiringan gajah liar menuju kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) Tanggamus, Lampung, memasuki momen yang penuh haru. Pada Selasa (7/1), sekitar pukul 15.00 WIB.
Kelompok gajah liar yang diberi nama “Bunga” dipastikan hanya berjarak 470 meter dari kawasan TNBBS. Saat ini, kelompok tersebut masih berada di wilayah Hutan Lindung Batu Celangap, Semaka Tanggamus.
Momen emosional terjadi saat tim penggiring yang terdiri dari mahout (pawang gajah) dan petugas kehutanan mengungkapkan kerinduan mereka kepada keluarga.
Momen penuh haru itu terekam kamera tim penggiring, menggambarkan dedikasi para petugas dan harapan akan masa depan yang lebih baik bagi kelestarian alam Indonesia.
Tampak dalam video, kelompok gajah tampak terus bergerak melalui area terjal dan para penggiring meletuskan petasan sebagai tanda bahwa tim masih memantau mereka.
“Pulang, Mbah. Sudah kelamaan taman nasional tidak ditengok. Terima kasih, Mbah. Kami juga nanti sore mau pulang, sudah kangen anak istri,” ucap salah satu penggiring gajah dengan nada penuh kehangatan.
Kapolsek Semaka, AKP Sutarto juga mengkonfirmasi bahwa kelompok gajah telah mendekati TNBBS, namun pihaknya masih terus memantau pergerakan kelompok tersebut. “Iya, sudah dekat. Kami masih di lokasi guna memastikan kelompok gajah tidak balik arah,” tegasnya.
Proses penggiringan kelompok gajah liar ini merupakan bagian dari program pelestarian alam yang bertujuan mengembalikan gajah ke habitat aslinya di TNBBS. Kawasan ini menjadi rumah bagi berbagai satwa liar, termasuk gajah Sumatera yang saat ini terancam punah akibat kehilangan habitat.
Proses penggiringan ini tidak mudah. Para petugas harus menghadapi medan berat, memastikan keselamatan gajah, serta menjaga keharmonisan satwa dengan ekosistem hutan serta konflik dengan manusia.
TNBBS sendiri merupakan kawasan konservasi penting yang diakui sebagai salah satu Situs Warisan Dunia oleh UNESCO. Dengan kembalinya kelompok “Bunga” ke habitatnya, diharapkan populasi gajah Sumatera di wilayah ini dapat terus berkembang, sekaligus mengurangi konflik antara manusia dan satwa liar di sekitar kawasan hutan.
Diketahui, sebelumnya serangan kelompok gajah ini menewaskan Suarni Binti Samir (62), sementara suaminya Safar (67) mengalami luka ringan. Dengan kerugian materi berupa 10 gubuk warga mengalami kerusakan parah pada Senin, 30 Desember 2024 pukul 03.00 WIB di Blok 3 Talang Badar, kawasan hutan lindung Register 39B, Kecamatan Bandar Negeri Semuong.
Serangan gajah kembali terjadi dinihari, Kamis, 2 Januari 2025, sekitar pukul 00.15 WIB, di Blok 4 Pekon Gunung Doh. Gajah liar yang masuk ke pemukiman warga merusak sejumlah gubuk, menyebabkan kerugian tambahan berupa 8 gubuk masyarakat.
Serangan terakhir, kemarin Senin, 6 Januari 2025, malam kelompok gajah liar tersebut sempat merusak sejumlah gubuk di Talang Karet Dalam, Pekon Tulung Asahan, Semaka.
Kerusakan meliputi beberapa gubuk milik warga, termasuk milik Juli Pale yang terbalik, serta gubuk Tusiman yang mengalami kerusakan parah pada dinding kayu. Gubuk milik Riki dan Mbah Pardi juga dilaporkan terdampak. (Edi Hidayat)