Prioritastv.com, Jakarta – Sebuah insiden kekerasan yang melibatkan seorang pengusaha dan pegawai DAMRI viral di media sosial. Peristiwa ini terjadi di SPBU Rajabasa, Bandar Lampung, pada Minggu (9/2/2025), di mana seorang pengemudi Pajero dengan nomor polisi BE 733 NP menyerang seorang kondektur DAMRI menggunakan senjata tajam.
Akibat kejadian tersebut, korban, Arif Hakim, mengalami luka di tangan dan dada. Pelaku, yang belakangan diketahui bernama Juriansyah (56), warga Kecamatan Pubian, Kabupaten Lampung Tengah, terekam dalam video mengeluarkan pisau dari pinggangnya saat cekcok terjadi.
Berdasarkan informasi terbaru, insiden ini bermula dari saling serobot saat antrean pengisian BBM, yang berujung pada senggolan antara mobil DAMRI dan Pajero milik Juriansyah.
Akibat penganiayaan tersebut, korban mengalami luka sobek di jari tengah tangan kanan serta luka robek di dada sebelah kiri. Sementara itu, pelaku akhirnya menyerahkan diri ke Polsek Kedaton pada Rabu (12/2/2025) sekitar pukul 01.00 WIB dengan didampingi pihak keluarga.
Baca Juga :
Kasus penganiayaan di SPBU Rajabasa ini menjadi pengingat bahwa emosi yang tidak terkontrol dapat berujung pada konsekuensi serius, baik secara hukum maupun sosial.
Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk belajar mengelola emosi dengan bijak agar terhindar dari tindakan yang disesali di kemudian hari.
Mengapa Mengelola Amarah Itu Penting?
Menurut Help Guide, amarah adalah emosi alami yang memberi sinyal bahwa suatu situasi terasa tidak adil, menjengkelkan, atau mengancam. Namun, jika tidak dikelola dengan baik, kemarahan dapat menyebabkan tindakan yang merugikan diri sendiri dan orang lain.
Sering kali, orang berpikir bahwa meluapkan amarah adalah cara untuk menunjukkan kekuatan atau mendapatkan rasa hormat. Faktanya, kemarahan yang tidak terkontrol justru merusak citra diri, hubungan sosial, dan bahkan kesuksesan seseorang.
Beberapa tanda seseorang mengalami kemarahan yang tidak terkontrol, menurut Psych Central, meliputi: Berteriak atau menjerit, Mengumpat, Melempar barang, Meninju dinding, Membanting pintu Melakukan kekerasan terhadap orang lain dan Menyakiti diri sendiri.
Baca Juga :
Dampak Kemarahan yang Tidak Terkontrol
Masalah Kesehatan Fisik : Kemarahan yang terus-menerus dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes, insomnia, dan sistem imun yang melemah.
Gangguan Kesehatan Mental : Kemarahan yang tidak terkendali bisa menyebabkan stres, kecemasan, depresi, dan kesulitan dalam berkonsentrasi.
Masalah dalam Karier : Sikap mudah marah dapat merusak hubungan dengan rekan kerja, atasan, atau klien, serta menghambat perkembangan karier seseorang.
Kerusakan Hubungan dengan Orang Terdekat : Orang yang tidak bisa mengendalikan amarah cenderung membuat orang lain sulit mempercayai dan merasa nyaman berada di sekitarnya. Dalam keluarga, kemarahan yang tidak terkendali bisa menimbulkan luka emosional jangka panjang, terutama bagi anak-anak.
Belajar Mengendalikan Amarah
Mengelola kemarahan bukan berarti menekan emosi, tetapi memahami penyebabnya dan mengekspresikannya dengan cara yang sehat.
Dengan latihan dan kesadaran diri, seseorang dapat mengembangkan keterampilan untuk mengendalikan amarah sebelum merugikan diri sendiri dan orang lain. (Ubay)