Prioritastv.com, Bali – Dr. dr. Wahdi, SpOG(K), SH, MH, dokter spesialis kebidanan dan kandungan asal Kota Metro, Lampung, berhasil meraih penghargaan prestisius KOGI Awards 2025 dalam Konferensi Obstetri dan Ginekologi Indonesia (KOGI) XIX yang digelar di Bali Nusa Dua Convention Center.
Penghargaan ini diberikan atas inovasinya dalam mengembangkan Jama Pai (Jaringan Masyarakat Peduli Anak dan Ibu) dan Maternal Early Warning Score (MEWS) Modifikasi Wahdi, sebuah sistem deteksi dini kegawatdaruratan maternal yang telah membantu menurunkan angka kematian ibu di wilayah Lampung.
Jama Pai dan MEWS Modifikasi Wahdi merupakan terobosan dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan ibu dan anak, khususnya di Kota Metro dan sekitarnya. Melalui program ini, deteksi risiko komplikasi kehamilan dapat dilakukan lebih cepat dan akurat, sehingga intervensi medis bisa diberikan tepat waktu.
“Penghargaan ini bukan milik saya pribadi, melainkan atas kerja sama semua pihak—tenaga kesehatan, pemerintah daerah, dan masyarakat—yang bersama-sama berkomitmen menyelamatkan ibu dan anak,” ungkap Dr. Wahdi usai menerima penghargaan. Senin 21/7/2025.
Tak hanya menerima penghargaan, Dr. Wahdi juga diundang sebagai pembicara utama dalam forum ilmiah KOGI XIX. Ia memaparkan keberhasilan implementasi Jama Pai yang kini menjadi model rujukan nasional dalam penguatan layanan maternal. Prestasi ini semakin mengukuhkan nama Kota Metro sebagai daerah yang mampu berkontribusi pada inovasi kesehatan tingkat nasional.
Pada kesempatan yang sama, KOGI Lampung turut meraih Pakias Awards 2025 atas keberhasilan menerapkan Jama Pai dan MEWS Modifikasi Wahdi di berbagai fasilitas kesehatan di provinsi tersebut.
Konferensi KOGI XIX dihadiri lebih dari 1.000 peserta, termasuk Dr. dr. Slamet Budiarto, SH, MH.Kes (Ketua Umum PB IDI), Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, SpOG, MPH (Ketua POGI)
Prestasi Dr. Wahdi dan tim diharapkan dapat menginspirasi daerah lain untuk terus berinovasi dalam meningkatkan mutu layanan kesehatan maternal dan neonatal di Indonesia. Dengan kolaborasi yang kuat antara tenaga medis, pemerintah, dan masyarakat, target penurunan angka kematian ibu dan anak dapat tercapai.(*)[Raditya]