Prioritastv.com, Tanggamus – Menteri Pertanian Republik Indonesia, Syahrul Yasin Limpo menyebut bahwa kedelai merupakan bahan pokok tahu, tempe hingga kecap yang selama ini dibutuhkan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk itu, pihaknya bersama Mendag secara bertahap menggairahkan kembali penanaman kedelai sehingga masyarakat tidak terus menerus ketergantungan kedelai impor yang memang harganya lebih murah.
“Kita menyikapi masalah kedelai, kedelai ini makanan Indonesia, kita semua butuh, kita makan tahu tempe bahkan kecap, dan selama ini kita sangat tergantung karena perintah IMF dulu, impor semua dari luar negeri khususnya dari Amerika,” kata Syahrul Yasin usai penanaman kedelai di lahan pertanian Umbul Solo, Pekon Banjarmasin, Bulok, Tanggamus, Lampung, Jumat 2 Juni 2023.
Sambungnya, hal itu juga bagian dari tekad Gubernur Lampung secara bertahap bersama Mendag untuk menggairahkan kembali masalah kedelai.
“Kami mendorong para petani untuk mengembangkan komoditas kedelai dalam negeri dan meningkatkan produksi sehingga kebutuhan kedelai dalam negeri bisa terpenuhi dan mengurangi impor,” ujarnya.
Menteri Pertanian juga mendorong agar petani mengembangkan komoditas kedelai yang terintegrasi dari hulu sampai hilir untuk dapat meningkatkan nilai tambah usaha tani.
“Rakyat lebih senang tanam jagung kalau tanam jagung per hektar kurang lebih 5 sampai ton per hektar. Kita lebih memilih jagung seperti itulah alasannya. Kami sudah sepakat dengan mendag mendorong dengan ketua komisi 4, gubernur di Lampung harus menjadi sebagian dari sienergitas,” tandasnya.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menekankan pentingnya kolaborasi yang baik antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat serta seluruh stakeholder lainnya, khususnya dalam pengembangan dan peningkatan produksi kedelai mengingat rajinya masyarakat dalam bertani.
“Rakyat kita ini rajin rajin, coba lihat tuh kerjanya rajin semua jadi nanam, dua saaja kuncinya satu bibitnya bagus sehingga akhirnya banyak kedua rakyat yang suruh mikir kalau sudah panen dibeli harganya bagus dan untung sudah pasti jalan,” kata Zulkifli Hasan.
Selain itu, Mendag juga mendorong agar pemerintah menunjukkan keberpihakan pada rakyat degan harga yang sesuai, khususnya para petani guna mewujudkan swasembada pangan.
“Bagus panen dibeli paling murah Rp15 ribu baru bisa jalan kalau cuma Rp10 ribu, petaninya rugi. Sebab kalau rugi mana ada orang mau tanam, makanya kita sama-sama kerja sama sehingga nanti bibitnya bagus, harganya juga bagus,” tegasnya. (Herdi)