Menu

Mode Gelap
 

Internasional · 4 Jul 2023 22:56 WIB ·

Prancis Membara Pasca Remaja Muslim 17 Tahun Ditembak Polisi, Toko hingga Rumah Walikota Dijarah Pedemo ?


 Kolase Foto Kebakaran Pasca Demontrasi dan Para Pendemo Yang Menjarah Toko di Libraire, Senin 3 Juli 2023. (Dok : Twitter @RadioGenova). Perbesar

Kolase Foto Kebakaran Pasca Demontrasi dan Para Pendemo Yang Menjarah Toko di Libraire, Senin 3 Juli 2023. (Dok : Twitter @RadioGenova).

Prioritastv.com – Jakarta, Prancis terus dihadapkan demonstrasi dan kerusuhan yang terus meluas sejak pekan lalu bahkan bentrokan antara pedemo dan polisi terus meluas dari Paris sampai ke kota-kota lainnya sejak 27 Juni lalu.

Protes yang berujung rusuh di Prancis dipicu oleh penembakan seorang remaja imigran oleh polisi pada Selasa, 27 Juni 2023 sekitar 09.00 waktu Nanterre.

Kala itu eorang polisi menembak mati remaja bernama Nahel M yang tengah mengendarai Mercedes kuning di daerah pinggiran Prancis tersebut.

Kejadian itu terekam oleh kamera warga yang sedang berada di lokasi kejadian. Video itu memperlihatkan dua orang polisi menggunakan sepeda motor mencoba menghentikan Mercedes kuning yang tengah melaju.

Salah satu polisi melontarkan tembakan ke jendela sopir akibat mobil tak berhenti. Padahal, sang pengemudi terlihat tidak memberontak dan menunjukkan tanda-tanda ancaman bagi sang polisi.

Dikutip CNN, menurut penuturan Jaksa Nanterre, Pascal Prache, petugas polisi itu terpaksa menembak Nahel lantaran takut mobil tersebut menabrak orang-orang.

Video lainnya memperlihatkan Mercedes kuning itu telah menabrak pembatas jalan hingga akhirnya berhenti. Para warga yang menjadi saksi mata juga terlihat mengatakan kalau pengemudinya telah meninggal dunia.

Sejumlah laporan mengatakan kedua polisi itu berniat melakukan pengecekan. Belakangan diketahui bahwa Nahel yang mengemudi Mercedes itu belum memiliki SIM karena usianya baru 17 tahun.

Video penembakan Nahel pun viral di media sosial. Identitas Nahel yang merupakan imigran keturunan Algeria dan Maroko memicu dugaan perlakukan rasis yang sistematis oleh lembaga penegak hukum.

Saat ini, polisi penembak Nahel telah ditahan dan diinvestigasi. Jaksa Nanterre meyakini penembakan Nahel merupakan tindakan ilegal dari sang polisi.

Akun Twitter @boomed menyebut Itu bukan penembakan. Nahel sengaja dibunuh dalam jarak dekat oleh polisi, setelah ditinju berkali-kali oleh rekannya sambil berkata “tembak dia”.

“It wasn’t a shooting. Nahel has deliberately been killed at closed range by cops, just after being punched many times by his colleague saying “shoot him”. Don’t trust the criminals,” cuitnya.

Sementara itu berdasarkan video yang dilansir twitter @RadioGenova sejumlah video kebakaran dan juga penjarahan terjadi, kekinian penjarahan bahkan terjadi di Nanterre dan beberapa kota lainnya. Rumah Wali Kota L’Hay-les-Roses, Vincent Jeanbrun, juga menjadi target amarah pedemo pada Minggu (3/7) malam.

Seorang pedemo mengatakan, selamat datang para pengungsi!” Prancis telah jatuh. Macron tidak menyukai video ini, dia menyensornya.

“Satu lagi alasan untuk menerbitkannya: “Allah Akbar! Kami adalah Muslim, jika polisi membunuh kami, kami berhak untuk membunuh. Itu tertulis dalam Alquran!” Prancis telah jatuh. Dalam beberapa tahun akan menjadi Republik Islam pertama di Eropa,” cuit @RadioGenova.

Pedemo menabrakkan mobil yang terbakar hingga menjarah rumah Jeanburn saat keluarganya sedang tertidur. Insiden itu pun melukai istri dan salah satu anaknya.

Prancis telah mengerahkan lebih dari 40 ribu aparat di seluruh negeri untuk mengantisipasi kerusuhan lanjutan. Setidaknya 250 polisi terluka akibat bentrokan dengan pedemo di beberapa kota.

Selain itu, sebanyak lebih dari 1.300 demonstran, yang mayoritas merupakan anak muda, juga telah ditahan aparat akibat kerusuhan tersebut per hari ini.

Akibat situasi yang kian genting, Presiden Emmanuel Macron sampai membatalkan perjalanan dinasnya ke Belgia pada Jumat pekan lalu dan segera menggelar rapat kabinet.

Macron pun dikabarkan kembali membatalkan kunjungan ke Jerman hari ini, Senin (3/7) akibat situasi di Prancis yang belum juga kondusif.

Macron menyalahkan media sosial sebagai pemicu kerusuhan. (Red)

Artikel ini telah dibaca 27 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Polisi Gadungan di Bandar Lampung Tipu Wanita, Curi HP dan Kuras Rekening

25 October 2024 - 09:40 WIB

Katim Relawan Jalan Lurus Ajak Masyarakat Tanggamus Pilih Paslon Hi Saleh Asnawi dan Agus Suranto

24 October 2024 - 21:43 WIB

Rakor Pemberantasan Korupsi Terintegrasi 2024 di Purwakarta : ASN Diminta Perkuat Integritas 

24 October 2024 - 20:32 WIB

Prospek Budidaya Anggur di Pringsewu : Potensi Luas untuk Agrowisata dan Konsumsi

24 October 2024 - 20:09 WIB

Polda Lampung Gelar Pembinaan Penanggulangan dan Pencegahan Radikalisme-Intoleransi

24 October 2024 - 19:49 WIB

Paslon Pilkada 2024 Belum Ajukan Kampanye Terbuka, Masih Fokus pada Pertemuan Terbatas

24 October 2024 - 17:04 WIB

Trending di Bandar Lampung