Prioritastv.com, Bandar Lampung – Ratusan orang preman flores (sebelumnya disebut ambon) yang mengaku dari Yayasan Teknologi Bandar Lampung mendatangi Kampus Universitas Malahayati, Kota Bandar Lampung, pada Minggu (2/3) dini hari menggunakan tiga bus dari Tanjung Priok, Jakarta. Kedatangan mereka diduga untuk mengambil alih aset kampus yang masih dikuasai kelompok lain.
Baca Juga :
Situasi sempat memanas, dengan kelompok lain, termasuk eks satpam dan kelompok dari pihak Rektor Universitas Malahayati, Khadafi, sudah bersiap menyambut mereka. Aparat kepolisian langsung turun tangan untuk mengawal situasi dan mencegah bentrokan.
“Kami mengedepankan dialog agar konflik ini tidak berkembang menjadi bentrokan yang merugikan semua pihak,” ujar Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Pol Yuni Iswandari Yuyun.
Baca Juga :
Sekitar pukul 04.46 WIB, rombongan berhasil masuk ke area kampus dan bernegosiasi dengan Ketua Kelompok, Lexsi. Mediasi berlangsung hingga pukul 05.14 WIB, saat Kapolresta Bandar Lampung, Kombes Pol Alfret Jacob Tilukay, tiba di lokasi.
Pada Minggu siang pukul 14.30 WIB, Polda Lampung menggelar mediasi dengan melibatkan Ketua Koordinator Lapangan, Antoni, dan Chris selaku perwakilan kelompok Rusli, keluarga Kadafi. Setelah diskusi, sekitar 150 orang dari rombongan sepakat kembali ke Jakarta sembari menunggu bus penjemputan.
Baca Juga :
“Kami meminta semua pihak menjaga situasi tetap kondusif dan menyelesaikan masalah ini melalui jalur hukum,” kata Kombes Yuni, Minggu (2/3) malam.
Polda Lampung memastikan pengamanan tetap berlangsung untuk mencegah gesekan lebih lanjut. Saat ini, kondisi di Kampus Universitas Malahayati terkendali, dengan kelompok pendukung Kadafi masih bertahan di sekitar kampus dalam keadaan tertib.
Baca Juga :
Diketahui, menurut informasi yang beredar, ratusan orang ini disebut-sebut merupakan orang suruhan dari Rusli Bintang, pemilik Universitas dan Rumah Sakit Malahayati yang sedang berkonflik dengan istri pertama dan anak-anaknya yakni diantaranya Muhammad Khadafi. (Erwin)