Prioritastv.com, Tanggamus, Lampung – Ambrolnya tanggul penahan tanah sepanjang 7 meter pada proyek Ruang Terbuka Hijau (RTH) Ir Soekarno di Kota Agung, Kabupaten Tanggamus, menuai tanggapan satire dari Taufik Abah Salam, seorang tokoh pemuda setempat.
Taufik menilai kejadian ini sebagai bukti nyata kualitas proyek senilai Rp1,9 miliar tersebut. Menurutnya, kerusakan yang terjadi seolah menjadi “seleksi alam” yang mengungkap kualitas pengerjaan proyek oleh kontraktor yang diduga tidak memenuhi standar.
“Bagus tidaknya kualitas pekerjaan ini sudah diseleksi oleh alam. Kita bisa lihat bagaimana hasil pekerjaan ini, yang sepertinya dikerjakan asal-asalan tanpa memperhatikan kualitas dan keamanan,” ujarnya, Jumat (10/1/2025).
Proyek RTH Ir Soekarno di Kota Agung merupakan salah satu program prioritas pemerintah daerah untuk mempercantik kawasan perkotaan. Namun, insiden ambrolnya tanggul penahan tanah tersebut menimbulkan berbagai pertanyaan, terutama terkait pengawasan dan transparansi pengerjaan proyek.
Kerusakan ini juga memicu reaksi dari masyarakat setempat. Mereka mempertanyakan tanggung jawab kontraktor dan pihak terkait dalam memastikan proyek bernilai besar seperti ini dikerjakan dengan baik.
Taufik juga mendesak pemerintah daerah untuk mengevaluasi kinerja kontraktor proyek. Ia menegaskan bahwa anggaran besar yang digunakan dalam pembangunan seharusnya menghasilkan infrastruktur berkualitas dan tahan lama.
“Kalau dikerjakan dengan benar, tentu hasilnya tidak akan seperti ini. Pemerintah harus serius mengevaluasi kontraktor yang bertanggung jawab atas proyek ini, agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan,” tambahnya.
Insiden ini menjadi sorotan publik dan diharapkan menjadi pelajaran untuk meningkatkan kualitas pengawasan terhadap proyek-proyek pembangunan di Tanggamus.
Sebelumnya diberitakan, salah satu sisi tanggul penahan tamah (TPT) dinding pondasi Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Ir. Soekarno Kota Agung, Tanggamus, ambrol pada Jumat malam 10 Januari 2025.
Bagian dinding yang ambrol berada di sisi barat, tepatnya di depan rumah dinas Bupati Tanggamus. Kerusakan ini diperkirakan mencapai sekitar 15 meteran dan telah dikoreksi menjadi 7 meter.
Kejadian ini mengejutkan masyarakat, terutama karena RTH Taman Ir. Soekarno direncanakan akan diresmikan pada Senin (13/01/2025) mendatang. Lokasi tersebut sebelumnya digadang-gadang sebagai ikon baru ibu kota Kabupaten Tanggamus.
RTH Taman Ir. Soekarno dibangun dengan anggaran Rp1.918.452.000,00 dari APBD tahun 2024. Namun, robohnya pondasi dan tembok memunculkan dugaan bahwa pengerjaan proyek tersebut kurang baik. Hal ini menjadi sorotan, mengingat tempat tersebut dirancang sebagai kawasan istimewa.
Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Tanggamus bergerak cepat untuk menangani masalah tersebut. Sekretaris PUPR Tanggamus, Ari Yudha, menyatakan pihaknya akan segera melakukan pengecekan lokasi guna memastikan langkah penanganan yang tepat.
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), Doni Irawan, mengungkapkan bahwa tim telah turun untuk menganalisis kerusakan sekaligus memulai proses perbaikan.
Dengan dukungan alat berat dan 10 orang pekerja, perbaikan awal telah dilakukan meskipun kondisi hujan terus mengguyur area tersebut.
“Kami telah menurunkan alat berat dan tim pekerja untuk memperbaiki kerusakan ini. Besok, tenaga kerja akan ditambah hingga total 30 orang agar perbaikan talud yang ambruk dapat selesai pada Senin pagi,” ujar Doni Irawan tadi malam.
Sebagai bagian dari upaya penanganan, PUPR Tanggamus juga akan memasang pagar pengaman sementara guna memastikan aktivitas perbaikan tidak mengganggu arus lalu lintas di sekitar lokasi. Langkah ini dilakukan untuk meminimalkan dampak bencana terhadap masyarakat setempat.
“Selain perbaikan talud, kami akan memasang pagar pengaman untuk mencegah gangguan pada arus lalu lintas. Tim kami, termasuk pengawas dan mandor, terus memantau proses perbaikan, bahkan di malam hari di tengah kondisi hujan,” tambah Doni Irawan.
Pihak PUPR Tanggamus menargetkan pekerjaan ini dapat selesai tepat waktu dengan memastikan seluruh sumber daya dikerahkan secara optimal. (Herdi)