Prioritastv.com, Lampung Barat – Kabar terbaru dari Lampung Barat menginformasikan bahwa tim telah berhasil menangkap satu ekor Harimau Sumatera menggunakan kandang perangkap, Minggu 25 Februari 2024.
Netizen menarasikan tertangkapnya binatang buas itu yang diunggah di media sosial dengan kondisi sang raja hutan berada di dalam kandang perangkap, termasuk menyertakan foto-foto pengangkutan kandang perangkap.
“Alhamdulillah udah ketangkap satu (harimau sumatera),” tulis akun facebook Devi Intan Prmata Sary.
Sayangnya, informasi tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan. Pasalnya, saat dikonfirmasi, sang netizen tak kunjung menjawab pertanyaan baik melalui komentar, maupun via chat instan.
Kapolsek Suoh Iptu Edward Panjaitan juga belum dapat memastikan informasi tersebut, sebab pihaknya belum mendapatkan kejelasan.
“Belum, anggota saya masih di lokasi. apabila ada hasil, mereka pasti memberitahukan ke saya. Bilamana sudah ketangkap, saya kabarin, karena banyak informasi yang enggak jelas,” kata Edward.
Hal sama diutarakan seorang anggota tim Walam yang menyebut, belum ada harimau yang tertangkap. “Belum mas,” singkatnya.
Diketahui, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu telah memasang kandang perangkap dan kamera jebak di sekitar lokasi penemuan jasad korban yang diduga diserang oleh harimau, tepatnya pada 22 Februari 2024.
Jebakan kedua kembali dipasang pada Sabtu kemarin oleh BKSDA Bengkulu-Lampung, termasuk mengirim beberapa personel beserta peralatan penangkapan dan evakuasi harimau ke lokasi kejadian.
Langkah ini merupakan respons terhadap serangan harimau yang menewaskan dua warga Lampung Barat dalam kondisi mengenaskan.
Serangan Harimau Sumatera itu, telah merenggut petani bernama Gunarso (47) dari Pekon Sumber Agung, Kecamatan Suoh dan Sahri (25) dari Pekon Bumi Hantatai, Kecamatan BNS, Lampung Barat.
Keduanya ditemukan meninggal dunia dalam kondisi yang tragis. Diduga, keduanya meninggal akibat serangan harimau. Langkah-langkah perlindungan yang diambil oleh BKSDA, diharapkan dapat mengurangi risiko serangan harimau di wilayah tersebut. (Kamto Winendra)