Menu

Mode Gelap
 

Lampung · 25 Feb 2024 08:07 WIB ·

Pemburu dan Jerat Satwa Mangsa serta Bukaan Lahan TNBBS, Picu Konflik Manusia dengan Harimau di Lampung Barat


 Lokasi pegunungan wilayah Kawasan TNBBS di Suoh Lampung Barat area keberadaan Harimau Sumatera yang menerkam 2 petani setempat. Foto : Kamto Winendra/Ilustrator Media Prioritastv. Perbesar

Lokasi pegunungan wilayah Kawasan TNBBS di Suoh Lampung Barat area keberadaan Harimau Sumatera yang menerkam 2 petani setempat. Foto : Kamto Winendra/Ilustrator Media Prioritastv.

Prioritastv.com, Lampung Barat – Kawasan Souh dan Bandar Negeri Souh Lampung Barat kembali menjadi pusat perhatian setelah terjadi interaksi negatif antara manusia dan Harimau Sumatera. Dugaan kurangnya mangsa bagi satwa buas yang diburu maupun dijerat ini telah memicu serangkaian insiden tragis terhadap dua petani setempat.

Perburuan dan jeratan satwa mangsa harimau itu tidak hanya mengakibatkan kekurangan makanan, bahkan menyebabkan harimau itu sendiri menjadi korban pada tanggal 3 Juli 2019 lalu di Batu Ampar, Kecamatan Suoh akibat jerat warga yang tidak bertanggung jawab.

Faktor lain, pembukaan lahan perkebunan baru di kawasan TNBBS turut memperumit situasi. Didukung banyaknya semak belukar yang tumbuh memberikan perlindungan bagi harimau dalam mencari mangsa, sementara manusia sulit untuk mendeteksi keberadaan mereka.

Sadatin Kasat Polhut Balai Besar TNBBS menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan patroli intensif untuk mengamankan dan melindungi satwa liar setiap bulannya. Namun, penemuan jerat yang terus menerus baik berupa tambang nilon menunjukkan bahwa jumlah mangsa satwa buas berkurang, meninggalkan harimau tanpa pilihan selain mencari mangsa di luar habitat alaminya.

“Dari kejadian satwa yang terkena jerat pada 3 Juli 2019, kita intens melakukan patroli khususnya terkait dengan pengamanan perlindungan satwa. Dari data smart yang dimilikinya termasuk dari hasil patroli di lapangan itu hampir mendapat jerat mangsa buruan harimau,” kata Sadatin, Sabtu 24 Februari 2024.

Menyikapi hal tersebut, Sadatin menekankan perlunya edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya faktor-faktor seperti pembukaan lahan yang telah mengubah perilaku harimau.

“Jadi mungkin ini ada kaitan dengan kenapa satwa ini sampai berburu sampai keluar, nah mungkin dari jumlah populasi satwa mangsanya berkurang, kita hubungkan dengan hasil hasil yang kita dapat di lapangan terkait jerat masih banyak ya,” jelasnya.

Atas evaluasi tersebut, Sadatin menegaskan perlu edukasi kepada masyarakat termasuk faktor pembukaan lahan karena sudah ada aktivitas manusia.

“Mungkin dia sudah berubah perilakunya, sebab selama ini dialam bebas dia masih berhubungan dengan satwa mangsanya. Tapi dengan adanya bukan lahan aktivitas manusia sudah ada di situ, dia bisa berubah perilakunya,” tegasnya.

Di sisi lain, Dokter TNBBS, Erni Suyanti, menyoroti kondisi lingkungan yang mendukung interaksi negatif antara manusia dan satwa liar.

“Lokasi yang dipenuhi semak belukar rimbun membuat area tersebut rawan untuk terjadinya konflik,” ucapnya.

Ditempat sama, Zonfa petugas TNBBS selaku pemasang kandang perangkap menambahkan bahwa survei yang dilakukan tim patroli menemukan tanda-tanda keberadaan harimau di kawasan tersebut sehingga dipasang kandang pada jalur tersebut.

“Kita memastikan bahwa lokasi itu berpotensi untuk bisa tertangkap, setelah tim pendahuluan menemukan jejak harimau,” kata Sadatin

Ia menambahkan, meski ada temuan temuan tanda keberadaan jejak harimau, posisi harimau sebenarnya berada dalam kawasan TNBBS.

“Karena kita perkirakan bahwa di situ memang lintasannya dan kita harapkan sehingga kita pasang disitu, itu kandang yang lama,” tandasnya.

Diketahui, serangan harimau terhadap dua warga kali dalam kurun waktu 15 hari, peristiwa pertama terjadi pada Kamis (8/2/2024) dengan korban bernama Gunarso. Dia ditemukan tewas oleh warga usai dinyatakan hilang saat berkebun.

Kemudian, peristiwa kedua terjadi pada Rabu (19/2/2024) yang menimpa korban Sahri. Dia ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan pada Kamis (22/2/2024) malam. (Kamto Winendra)

Artikel ini telah dibaca 1,026 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Polda Lampung Beri Layanan Kesehatan Anggota Pengamanan dan Petugas Pemilu Agar Tetap Prima

29 November 2024 - 13:38 WIB

Terios Versus Honda Revo di Pagelaran Pringsewu Lampung, Pelajar Tanggamus Meninggal di TKP

29 November 2024 - 12:19 WIB

Petani Tewas Tenggelam di Sungai Way Seputih, Proses Pencarian Memakan Waktu Tiga Hari

29 November 2024 - 09:10 WIB

Polres Tulang Bawang Gelar Patroli Skala Besar Pasca Pungut Suara, Ini Tujuannya

28 November 2024 - 23:35 WIB

Kembali Via Jalur Laut, Kotak Suara asal 8 Pekon Terpencil di Pematang Sawa Tanggamus Tiba di PPK

28 November 2024 - 22:51 WIB

Tak Kunjung Diperbaiki, Truk Muatan Kopi Terjun ke Sungai di Jembatan Lapuk Petay Kayu Tanggamus

28 November 2024 - 21:29 WIB

Trending di Lampung