Prioritastv.com, Tanggamus, Lampung – Sebuah tragedi kebakaran menghanguskan rumah dan segala isinya, meninggalkan korban dalam keadaan penuh kesedihan di Pekon Benteng Jaya, Kota Agung, Tanggamus, Sabtu 9 Maret 2024, pagi.
Api melalap habis rumah milik keluarga Jahadi (42), meninggalkan mereka hanya dengan baju yang menempel di badan sebagai satu-satunya aset yang tersisa.
Peristiwa tragis ini terjadi sekitar pukul 09.00 WIB di Dusun Gotong Royong ketika Jahadi membesuk keluarganya di Pringsewu. Api yang membara dengan cepat menghanguskan rumah papan yang dihuninya bersama keluarga.
Zakaria selaku Kakak korban mengatakan kebakaran terjadi saat adiknya bernama Jahadi sedang tidak berada di rumah sebab menjenguk saudaranya di Rumah Rumah Sakit Pringsewu.
“Yang terbakar rumah adik saya, sekitar pukul 09.00 WIB, dia ke rumah sakit. Saya disini mau ziarah. Jadi tahu tahunya kebakaran aja gitu,” kata Jahadi kepada Media Prioritastv.com.
Jahadi menjelaskan bahwa rumah dan semua barang termasuk sepeda motor Honda Beat ludes terbakar sehingga tinggal pakaian yang mereka pakai saat ke rumah sakit tadi.
Ia menyebut, setelah mendapatkan kabar kebakaran, adiknya langsung pingsan termasuk istrinya. Meski tidak ada korban jiwa, peralatan sekolah anak korban, termasuk baju-baju sekolahnya, motor, kulkas, tv dan lemari ludes terbakar.
“Dia itu orang yang gak punya, jadi ada dari kumpul-kumpul kayu, dia rencana itu mau bikin rumah, belum kumpul malah kebakaran lagi rumahnya,” jelasnya.
Sementara itu menurut Samingun, selaku Ketua RT 05 Dusun Gotong Royong, Pekon Benteng Jaya bahwa korban Jahadi memiliki 3 anak, seorangnya sudah lulus, satu sekolah SMP dan terakhir usia 6 tahun.
Samingun menjelaskan bahwa saat kebakaran ada warga yang menghubunginya sehingga ia membatalkan berangkat ke kebun dan langsung menuju lokasi.
“Saya sampe sana api sudah membumbung tinggi, rumah sudah dipenuhi api sehingga tidak ada yang bisa diselamatkan,” jelasnya.
Samingun menyebut, pihaknya bersama warga telah berusaha memadamkan api dengan menjebol pipa jalur air warga, namun besarnya api tidak dapat dikendalikan.
“Api sulit dikendalikan sebab rumah terbuat dari papan, walaupun sudah menjebol pipa dan damkar datang. Rumah sudah habis dilalap api,” ujarnya.
Samingun menduga dugaan api berasal dari korsleting listrik, sebab saat Jahadi berangkat ke Pringsewu, korban sudah tidak menghidupkan api.
“Perkiraan dari korsleting listrik, karna menurut Jahadi saat pergi ia tidak menghidupkan kompor, tapi dia mengakui tidak mematikan listrik di rumah seperti kulkas masih tersambung listrik,” ungkapnya.
Untuk meringankan beban korban, Samingun menambahkan bahwa pihaknya sudah mengadakan rapat kecil bersama warga setempat untuk memberikan sumbangan kepada korban.
“Tadi warga sudah saya kumpulkan, dimulai dari saya sendiri membantu sementara bahan pangan, beras dan lainnya untuk masak, seikhlasnya uang jika ada. Mudah-mudahan dapat membantu korban,” tandasnya. (Herdi)