Prioritastv.com, Tanggamus, Lampung – Tim gabungan berhasil melaksanakan kegiatan mitigasi interaksi negatif antara manusia dan satwa liar jenis Gajah Sumatera di kawasan hutan lindung Register 39. Pada Selasa (7/1/2025), kelompok 18 ekor gajah berhasil masuk ke kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) setelah upaya intensif selama lebih dari seminggu.
Joni, perwakilan BKSDA mengatakan mitigasi dimulai sejak 30 Desember 2024, melibatkan tim gabungan dari berbagai pihak, termasuk Mahout, personil BBTNBBS, BKSDA, UPTD KPH Kotaagung Utara Dishut Provinsi Lampung, TNI, Polri, WCS, YABI, Satgas Lembah Suoh, serta masyarakat dari Pekon Gunung Doh, Sinar Bangun, dan Tulung Asahan.
“Untuk meminimalkan risiko, ibu-ibu, anak-anak, dan lansia dievakuasi dari area konflik, sementara beberapa warga tetap tinggal untuk membantu blokade. Sosialisasi dilakukan untuk mengimbau masyarakat agar tidak beraktivitas di kebun selama proses mitigasi berlangsung,” kata Joni.
Joni menelaskan, tahapan penggiringan sejak tanggal 30 Desember 2024 – 4 Januari 2025: Kelompok gajah terus digiring, namun belum mencapai hasil optimal.
Lalu, pada 5 Januari 2025: Kelompok gajah mendekati Sungai Semaka setelah digiring sepanjang hari. Kemudian 6 Januari 2025: Kelompok gajah berhasil menyeberangi Sungai Semaka di Pekon Tulung Asahan, namun masih berada di sekitar area sungai hingga malam.
“Pada 7 Januari 2025: Kelompok gajah akhirnya berhasil masuk ke kawasan TNBBS, di mana pergerakannya terus dipantau melalui GPS Collar,” jelasnya.
Joni mewakili tim mengucapkan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang terlibat, baik secara langsung maupun melalui dukungan logistik dan material.
“Kami ucapkan terima kasih kepada Pemkab Tanggamus, DPRD Tanggamus dan seluruh pihak yang telah meberikan dukungan atas terselenggaranya mitigasi,” ucapnya.
Namun, beberapa rekomendasi diberikan untuk mengoptimalkan upaya mitigasi di masa mendatang diantaranya penguatan koordinasi untuk membentuk Satgas Kabupaten yang lebih terorganisir.
Kemudian, kepedulian masyarakat dan satgas lokal untuk membantu blokade pada malam hari guna mencegah kembalinya gajah ke permukiman.
Selain itu, imbauan kepada warga Pekon Sidomulyo dan sekitarnya untuk tidak beraktivitas di kebun selama mitigasi berlangsung, serta penguatan tim satgas di tingkat kabupaten dan pekon untuk memastikan keberlanjutan program mitigasi.
“Pergerakan kelompok gajah terus dipantau melalui GPS Collar untuk memastikan satwa liar tersebut tetap berada di dalam kawasan TNBBS, habitat alami mereka,” tandasnya. (Edi Hidayat)