Prioritastv.com, Kota Metro – Hujan deras mengguyur Kota Metro, Senin siang, 1 September 2025. Di depan gedung dewan, ratusan orang yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Metro Bergerak tetap berdiri, sebagian berteriak, sebagian lagi mengangkat poster yang mulai luntur tintanya. Di tengah riuh pengeras suara dan yel-yel peserta aksi, Ketua DPRD Metro Ria Hartini bergeming bersama wakil rakyat lainnya. Basah kuyup, ia berdiri di hadapan massa.
“Terima kasih sudah datang dan menyampaikan aspirasi,” kata Ria, suaranya nyaris tenggelam oleh hujan dan keramaian. Dialog terjadi. Perwakilan massa aksi meminta aspirasi mereka didengar, lewat diskusi, tak cuma lewat orasi. Dandim 0411/KM Letkol Arh. Rendra Febrandari Suparman dan Kapolres Metro AKBP Hangga Utama Darmawan yang ikut diguyur hujan, menambah bobot simbolik pertemuan itu.
Massa yang terdiri dari mahasiswa, komunitas ojek online, buruh, hingga warga biasa menumpahkan keresahan mereka: dari ketidakadilan kebijakan nasional, hingga derita di level lokal. Aksi itu, menurut Ria, adalah hak rakyat yang mesti dihormati. “Kalau teman-teman sudah jauh-jauh datang, tidak pantas kami biarkan kecewa. Meski hujan, kita tetap basah bersama,” ucapnya saat ditanya mengapa tetap bertahan meski hujan turun.

Hasil demonstrasi, Ketua DPRD Kota Metro sepakati 11 tuntutan Mahasiswa
Sebagai tuan rumah, Ketua DPRD kota Metro RIA Hartini Temui langsung Ribuan pengunjuk rasa, dan mempersilahkan aliansi mahasiswa masuk ke gedung DPRD untuk berdiskusi. Ruang sidang yang biasanya penuh saat rapat paripurna, menjadi tempat diskusi. Wakil rakyat bersama peserta demonstrasi duduk lesehan di lantai, tuntutan disampaikan.
Ria menanggapi dengan hati-hati. Ia menyebut aspirasi yang menjadi kewenangan pusat akan diteruskan ke pemerintah dan DPR RI, sementara persoalan yang bisa ditangani daerah akan ditindaklanjuti. “Ini bukan janji kosong, tapi komitmen untuk menyalurkan suara rakyat,” katanya.
Di ruangan itu, yang biasanya dingin ber-AC, menjadi hangat dalam obrolan tanya jawab. Mereka yang hadir, warga dan wakil rakyatnya, seolah lupa jika baju hingga sepatu mereka basah. Dialog terus mengalir hingga menjelang waktu asar, pukul 15.30 WIB.
Semua anggota DPRD Metro lalu menandatangani draf tuntutan peserta aksi. Mereka berjanji akan mengawal aspirasi yang disampaikan hari itu. Wajah-wajah penuh senyum, berfoto bersama, mengakhiri aksi demonstrasi.
Dalam politik, gestur sering kali lebih lantang daripada kata-kata. Ketika sebagian elite memilih pongah dan arogan, dan berujung kemarahan rakyat, Ria Hartini bersama anggota DPRD Metro lainnya memilih berdiri di bawah hujan, mendengarkan suara mahasiswa yang basah kuyup. Sebuah adegan yang meninggalkan kesan: lembaga legislatif, setidaknya di Metro, masih mau basah bersama rakyatnya. (*)[Raditya]