Prioritastv.com, Lampung Barat – Drs. Nukman, MM., selaku Penjabat (Pj) Bupati Lampung Barat, dengan sedih yang mendalam mengungkapkan rasa empatinya atas tragedi yang menimpa Gunarso (47), seorang warga Pemangku Sumber Agung II, Pekon Sumber Agung, Kecamatan Suoh. Korban ditemukan meninggal dunia akibat diterkam oleh harimau Sumatera (Panthera tigris sondaica) pada Kamis, 8 Februari 2024.
Dalam pernyataannya, Nukman juga menyampaikan rasa duka cita yang mendalam, serta mengajak semua pihak, termasuk Satgas, TNBBS, kepolisian, TNI, dan instansi terkait lainnya, untuk bekerja sama dalam upaya melakukan mitigasi konflik dengan satwa tersebut, dengan harapan tidak ada lagi warga yang menjadi korban di masa mendatang.
“Saya turut berduka cita, dan kami harus bekerja sama dengan lebih serius dalam melakukan koordinasi. Kita tidak ingin kejadian semacam ini terulang,” ungkap Nukman pada Jumat, 9 Februari 2024.
Nukman menjelaskan bahwa lebih dari 53 persen luas wilayah Lampung Barat adalah kawasan hutan, termasuk hutan lindung dan Taman Nasional. Di dalam kawasan hutan tersebut, banyak satwa liar, termasuk harimau Sumatera, yang masih mendiami lingkungan tersebut.
“Maka dari itu, saya mengimbau kepada para petani, khususnya yang berkebun di dekat kawasan hutan, untuk berhati-hati. Saya sarankan agar tidak pergi ke kebun sendirian untuk mengurangi risiko yang tidak diinginkan, baik itu ancaman dari binatang buas maupun bahaya lainnya,” tambahnya.
Dengan kejadian ini, Lampung Barat berduka atas kehilangan seorang warga dan terus berupaya untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga keamanan dalam beraktivitas di lingkungan yang berpotensi menghadapi konflik dengan satwa liar.
Sebelumnya, Polisi menyebut, Gunarso (47), seorang warga Pemangku Sumber Agung II, Pekon Sumber Agung, Kecamatan Suoh, Kabupaten Lampung Barat, korban gigitan binatang buas diduga harimau, meninggal 7 jam sebelum ditemukan warga.
“Berdasarkan hasil pemeriksaan medis oleh UPT Puskesmas Sri Mulyo, Dr. Vina Sangga Viviani, korban diperkirakan telah meninggal dunia sekitar 7 jam sebelumnya,” kata Kepala Polsek Suoh, Iptu Edward Panjaitan.
Edward menjelaskan, korban juga mengalami luka robek dan sayat pada bagian pinggul dan kelamin, luka robek di atas telinga kanan, patahnya kaki kanan di bagian paha, keadaan bolong pada tempurung kepala bagian belakang, patahnya lengan kiri, serta terdapat sekitar 14 luka cakar di punggung korban.
“Berdasarkan temuan ini, dapat disimpulkan bahwa korban meninggal dunia karena sebagian pinggulnya hilang akibat diterkam oleh binatang buas jenis harimau saat korban berangkat ke kebun sekitar pukul 10.00 WIB,” jelasnya.
Edward mengungkapkan, penemuan jasad korban bermula sekitar pukul 17.30 WIB, saksi Amrin dan Kasbani, yang merupakan adik korban, melakukan pencarian terhadap korban sebab korban sebelumnya pamitan ke kebun pada pukul 08.30 WIB namun tidak kunjung pulang.
Ketika melakukan pencarian sekitar 200 meter sebelum kebun korban, mereka menemukan motor jenis Vega R dan sepatu korban, serta kemudian menemukan golok dan celana milik korban.
Setelah melanjutkan pencarian ke arah hutan di semak belukar pakis disiring, mereka menemukan korban dalam keadaan luka-luka dan telah meninggal dunia.
Setelah menerima laporan dari masyarakat, pihak Polsek BNS bersama warga melakukan evakuasi korban dan membawanya ke Puskesmas Sri Mulyo Kecamatan Suoh guna dilakukan Visum et Repertum.
“Korban kita temukan sekitar pukul 22.30 WIB, kebun milik korban sudah meninggal dunia,” tandasnya.
Informasi korban meninggal dunia beredar melalui video pendek yang beredar luas di media sosial, awalnya warga menemukan celana levis korban di semak-semak, video lainnya jasad korban berkaus hitam ditemukan dalam kondisi menggenaskan. (Kamto Winendra).