Menu

Mode Gelap
 

Lampung · 25 Jan 2025 09:14 WIB ·

Tegas, Satgas Konflik Satwa Tidak Akan Tangkap Harimau yang Mangsa Petani di Batu Brak Lampung Barat, Ini Gantinya !


 Kolase foto harimau sumatera dan Ketua Satgas Penanganan Konflik Satwa, Letnan Kolonel (Inf) Rinto Wijaya saat memberikan keterangan, Jumat 24 Januari 2025. Perbesar

Kolase foto harimau sumatera dan Ketua Satgas Penanganan Konflik Satwa, Letnan Kolonel (Inf) Rinto Wijaya saat memberikan keterangan, Jumat 24 Januari 2025.

Prioritastv.com, Lampung Barat – Satgas Penanganan Konflik Satwa memutuskan untuk tidak menangkap atau memasang kandang jebak bagi harimau yang menyerang dan menewaskan Zainudin (28), seorang petani yang beraktivitas di kawasan hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS).

Sebagai gantinya, masyarakat yang berkebun atau beraktivitas di kawasan hutan lindung dan konservasi TNBBS diimbau segera meninggalkan area tersebut demi keamanan.

Ketua Satgas Penanganan Konflik Satwa, Letnan Kolonel (Inf) Rinto Wijaya, mengungkapkan bahwa Zainudin merupakan korban tewas keempat akibat serangan harimau di wilayah tersebut.

“Sudah terjadi korban meninggal yang keempat di wilayah yang sebenarnya harus dilindungi oleh negara. Sebelumnya, dua harimau telah ditangkap dan diserahkan kepada pihak berwenang,” kata Rinto, Jumat (24/1/2025).

Namun, untuk kasus harimau yang ketiga ini, Satgas memutuskan untuk tidak melakukan penangkapan. Sebagai gantinya, masyarakat diminta menjauh dari wilayah hutan lindung.

“Kawasan ini adalah daerah konservasi satwa liar yang dilindungi, dan langkah ini sudah terkoordinasi dengan pihak TNBBS dan Polres Lampung Barat,” jelasnya.

Rinto menegaskan bahwa melindungi populasi harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) di kawasan konservasi adalah prioritas utama.

“Jika semua harimau ditangkap, populasi harimau di kawasan ini bisa habis. Ini akan menjadi ancaman besar bagi ekosistem di Lampung Barat,” tambahnya.

Ia juga menyoroti bahwa konflik ini diperparah oleh aktivitas masyarakat yang tidak menjaga keberlangsungan ekosistem hutan.

“Masyarakat yang berkebun mengambil hewan liar yang menjadi makanan alami harimau. Akibatnya, harimau tidak mendapatkan cukup asupan makanan,” tegasnya.

Satgas Penanganan Konflik Satwa mengimbau masyarakat untuk tidak beraktivitas di area hutan lindung, menghentikan praktik pemburuan liar yang mengganggu rantai makanan satwa liar.

Upaya ini diharapkan dapat menjaga kelestarian harimau Sumatera dan ekosistem di TNBBS, sekaligus mencegah insiden serupa terjadi di masa depan.

Diketahui, pada Rabu (22/1/2025), serangan harimau Sumatera kembali memakan korban. Zainudin, seorang petani, ditemukan tewas mengenaskan di kawasan perkebunan TNBBS tepatnya di wilayah Kubu Balak, Pekon Kegeringan, Kecamatan Batu Brak.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, korban yang berasal dari Purworejo, Jawa Tengah, baru sekitar seminggu tinggal di wilayah tersebut.

Tim Satgas gabungan menemukan potongan tubuh korban berupa kaki dan tangan di area perkebunan tidak jauh dari lokasi kejadian. Selain itu, ditemukan pula celana dan golok milik korban. (Kamto Winendra)

Artikel ini telah dibaca 2,609 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Ada Kalimat Menusuk Hati, Hingga Anto Menghabisi dan Memutilasi Uswatun Khasanah dengan Cara Sadis di Jawa Timur

27 January 2025 - 12:38 WIB

Breaking News: Kebakaran di Pasar Sukaraja Tanggamus, Asap Hitam Membumbung Tinggi

27 January 2025 - 11:58 WIB

Polisi Ungkap Motif Pembunuhan dan Mutilasi Uswatun Khasanah di Jawa Timur

27 January 2025 - 10:48 WIB

Pelaku Pembunuhan dan Mutilasi Uswatun Khasanah Ditangkap di Madiun, Mengaku Suami Siri Korban

27 January 2025 - 10:40 WIB

Polres Tulang Bawang Lakukan Fogging di 9 Lokasi Berbeda, AKBP Yuliansyah: Ingat 3M Plus Untuk Cegah DBD

26 January 2025 - 23:47 WIB

Sebabkan Nelayan Meninggal, Polisi Beberkan Kronologi Ledakan Bom Ikan di Lampung Timur

26 January 2025 - 20:00 WIB

Trending di Lampung