Prioritastv.com, Pringsewu, Lampung – Acara peringatan Harlah ke-78 Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) yang direncanakan digelar di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, gagal dilaksanakan dengan Muslimat NU Pagelaran Utara.
Kegagalan itu meninggalkan kekecewaan dan ketidakjelasan di kalangan peserta, khususnya dari ratusan Muslimat NU kecamatan Pagelaran Utara, karena ketidakjelasan panitia, mulai dari tingkat kecamatan hingga kabupaten setempat.
Video pendek batalnya keberangkatan 150 Muslimat NU Pagelaran Utara itu juga beredar di media sosial dan juga diterima Media Prioritastv.com. Bahkan meraka mengadukan permasalahan itu kepada Presiden Jokowi.
“Nih Pantura (Pagelaran Utara) sampe sini belum ada mobil. Nah semua, salam sama pak Jokowi. Walaupun terdampar masih semangat,” kata suara dibalik video.
Mirisnya, berdasarkan informasi yang dihimpun, mereka tidak secara gratis ingin mengikuti peringatan Harlah ke 78 Muslimat NU, sebab mereka telah ditarik uang Rp100 ribu per Muslimat.
Uang yang telah dibayarkan oleh Muslimat NU sebesar Rp100 ribu per orang untuk mobil yang seharusnya gratis, ternyata tidak memberikan hasil yang diinginkan. Mereka menuntut tanggung jawab dan klarifikasi dari koordinator terkait ketidakjelasan ini.
Kepala Pekon Neglasari, Pegelaran Utara M. Anas, menyatakan kekecewaannya terhadap kurangnya koordinasi panitia yang tidak memberikan pelayanan yang memadai kepada peserta.
“Acara Harlah yang ingin berangkat ke Jakarta itu yang digelar NU Pusat, namun sayangnya seperti tidak dihargai panitia. Tidak ada mobil jemputan sehingga mereka terlantar dan menjadi pertanyaan, siapa yang memakai mobilnya. Tidak menghargai orang yang sudah sibuk repot segala,” ucap M. Anas.
Anas menjelaskan bahwa peserta yang seharusnya mendapatkan mobil kendaraan dan jatah untuk Pantura tidak mendapatkannya. Meskipun informasinua mendapatkan 3 mobil, namun tak kunjung datang sehingga peserta dari Pagelaran Utara tidak mendapatkan mobil tersebut.
“Ibu-ibu sudah capek menunggu sejak jam 4 pagi. Mobil yang seharusnya dikirim untuk pantura ini tidak datang. Ini kebiasaan, tidak dijalankan dengan baik,” tambah Anas dengan ekspresi kekecewaan.
Haryadi, Kepala Pekon Madaraya, menambahkan bahwa para peserta Muslimat NU tersebut tidak hanya menunggu secara gratis, melainkan sudah membayar sejumlah Rp100 ribu per orang.
Mereka kecewa karena acara tersebut tidak dapat berlangsung sebagaimana yang diharapkan, padahal kendaraan dari pusat seharusnya tersedia.
“Para muslimat NU terlantar tidak jadi berangkat, sebanyak 150 orang tidak ada yang berangkat. Ini mengecewakan, karena setiap kecamatan seharusnya sudah ada mobil,” ungkap Haryadi.
Kepala Pekon dan para peserta yang merasa kesal dan kecewa terhadap koordinator dari Pagelaran Utara yang dianggap tidak bertanggung jawab, meminta tanggung jawab Panitia.
Hingga saat ini, terus dilakukan penelurusan terhadap pungutan oleh Panitia tersebut, sebab hal itu sangat merugika, juga diduga Panitia melakukan penipuan dan atau penggelapan uang Muslimat NU Pagelaran Utara. (Davit Segara)