Menu

Mode Gelap
 

Kriminal · 17 Jun 2025 08:46 WIB ·

Putri Maya Rumanti : Keterangan Terdakwa Peltu Lubis Rancu Dalam Perkara Penembakan di Arena Sabung Ayam Waykanan


 Saksi persidangan kasus penembangan 3 polisi di lokasi sabung ayam Way Kanan | Ist. Perbesar

Saksi persidangan kasus penembangan 3 polisi di lokasi sabung ayam Way Kanan | Ist.

Prioritastv.com, Tanggamus, Lampung – Terdakwa kasus tragedi sabung ayam Way Kanan Peltu Yun Heri Lubis mengaku sudah menjalankan bisnis judi sabung ayam sejak tahun 2023.

Selain itu ia mengaku kepada Majelis Hakim bahwa selama ini berkoordinasi dan izin dengan Kapolsek Negara Batin, Alm AKP Anumerta Lusiyanto, bahkan memberikan setoran uang secara tunai dan transfer kepada Almarhum.

Hal itu disampaikan dalam sidang Pengadilan Militer I-04 Palembang, Senin (16/4/2025).

“Kalau mau buka pasti saya koordinasi dengan Polsek setempat dengan menelpon kapolseknya,” ujarnya.

Namun kuasa hukum keluarga korban dari Tim Hotman 911, Putri Maya Rumanti menyebut keterangan terdakwa terkait setoran uang judi itu rancu.

Bahkan saat sidang, keterangan itu dipertayakan majelis hakim dan Peltu Lubis tidak bisa memberikan penjelasan rinci dan penjelasan serta bukti yang jelas.

“Setoran uang judi itu menurut dia, tapi faktanya itu nggak bisa dia buktikan. Di dalam dakwaan dia bilang mereka ketemu sehari sebelum kejadian penembakan. Tapi tadi ditanya majelis hakim kata dia (red Peltu Lubis) ditelpon tapi tidak diangkat sama kapolsek. Itu yang dipertanyakan majelis hakim,berarti gak jelas keterangan nya. Sampai Hakim pun memojokkan terdakwa sendiri.” jelas Putri Maya Rumanti usai persidangan.

Dalam sidang itu, Peltu Yun Heri Lubis juga terlihat emosional dan menangis sesenggukan saat mengakui Kesalahannya dan meminta maaf kepada tiga keluarga polisi yang tewas ditembak Kopda Bazarsah, rekan kerjanya.

Peltu Yun Heri Lubis mengungkapkan rasa penyesalannya dan menjelaskan bahwa dalam gelanggang sabung ayam yang dikelolanya bersama Kopda Bazarsah, insiden tragis tersebut menewaskan AKP Anumerta Lusiyanto dan dua anggota polisi lainnya.

“Kami minta maaf kepada keluarga korban, karena selama ini hubungan baik dengan Kapolsek Negara Batin. Tidak pernah (selisih paham) dengan anggota Polsek, hubungan kita sangat baik. Apalagi pak Lusiyanto sudah saya anggap keluarga,” ujarnya di ruang sidang.

Sebagai Dansub Ramil 427-01/Pakuan Ratu, Peltu Lubis mengaku telah lama mengenal Kapolsek Negara Batin, AKP Anumerta Lusiyanto.

Mereka sering patroli bersama dan saling berkunjung. Bahkan Peltu Lubis pun mengenal sosok AKP Lusiyanto di Masjid dan Pengajian.

“Mungkin ibu tahu (hubungan dengan Lusiyanto). Istrinya saya kenal di Polsek. Ibu tahulah kalau saya itu sama Kapolsek sering berkunjung maupun pengajian dan patroli bersama. Makanya sedikit kaget dengan kejadian ini,” tambahnya.

Namun Sasnia, istri dari almarhum Kapolsek Negara Batin AKP Anumerta Lusiyanto menegaskan ia menolak permohonan maaf Peltu Lubis.

Sasnia menegaskan, tindakan Kopda Bazarsah, anak buah Peltu Yun Heri Lubis, telah melampaui batas.

“Tidak maafkan, dihukum mati saja,” tegas Sasnia.

Sasnia menyebutkan, keterangan yang disampaikan oleh Peltu Yun Heri Lubis mengandung banyak kejanggalan.

Ia menegaskan, pada hari sebelum penggerebekan, ia dan suaminya sedang berada di Belitang, OKU Timur, Sumatera Selatan, untuk berkumpul bersama keluarga.

“Saya ada bukti foto, kami di Belitang buka bersama keluarga. Tidak ada bertemu dengan dia (Peltu Yun Heri Lubis/Kopda Bazarsah),” ujarnya.

Sebelumnya, Peltu Yun Heri Lubis mengaku sering berkoordinasi dengan AKP Anumerta Lusiyanto terkait penggelaran judi sabung ayam.

Ia menjelaskan, pada Minggu (16/3/2025), ia menghubungi Kapolsek untuk merencanakan event sabung ayam yang dijadwalkan berlangsung pada Senin (17/3/2025).

Namun pada hari yang sama, Peltu Yun Heri Lubis mendatangi Polsek Negara Batin untuk menyerahkan uang pengamanan sebesar Rp 2 juta kepada AKP Anumerta Lusiyanto.

Namun saat itu Kapolsek tidak berada di tempat, sehingga uang tersebut dibawa kembali oleh terdakwa Kopda Bazarsah.

“Di tanggal 17 saya telepon Kapolsek, tapi tidak diangkat. Akhirnya Basar siapkan uang untuk antar ke Polsek, tapi Kapolsek tidak ada,” jelasnya.

AKP (Anumerta) Lusiyanto, Sosok Polisi Sederhana yang Rajin ke Masjid dan Dicintai Warga

Kepergian Kapolsek Negara Batin AKP (Anumerta) Lusiyanto, salah satu dari tiga korban anggota polisi ditembak dua prajurit TNI AD saat menggerebek arena sabung ayam di Kabupaten Way Kanan masih meninggalkan luka mendalam bagi keluarga hingga masyarakat yang mengenalnya sebagai sosok bersahaja dan religius.

Sosok almarhum terakhir menjabat sebagai Kapolsek Negara Batin ini dikenal sebagai pribadi sederhana, rajin beribadah, dan bersahabat dengan warga tanpa memandang status.

Lusiyanto lahir di OKU Timur, Sumatera Selatan, pada 5 Juni 1972 sebagai anak bungsu. Ia menempuh pendidikan di Sekolah Bintara Polri dan lulus pada tahun 1993.

Perjalanan kariernya dimulai dari penugasan di Polsek Lampung Barat, lalu berlanjut ke Polsek Kota Agung dan Pringsewu. Sejak 2018, ia mengemban tanggung jawab sebagai perwira pertama di Polsek Semangka dan dipercaya menjabat sebagai Kapolsek di wilayah Tanggamus pada 2023, serta Kapolsek Negara Batin pada 2024 hingga akhir masa baktinya.

Almarhum meninggalkan seorang istri, Sasnia, serta seorang putri yang kini tengah menempuh pendidikan di perguruan tinggi.

Kehidupan pribadi Lusiyanto mencerminkan kesederhanaan. Rumahnya terletak di gang kecil, belum sepenuhnya dipelester, dengan pagar bambu yang menandakan ia hidup bersahaja.

“Rumahnya sangat sederhana, motornya juga motor lama. Tapi beliau selalu rendah hati dan dekat dengan warga,” ungkap Wati, tetangganya.

Tak hanya itu, sosok Lusiyanto juga dikenal sebagai pribadi yang religius. Ia aktif salat berjamaah di masjid, sering beramal secara diam-diam, dan tetap bersahaja meski telah menyandang pangkat perwira.

“Beliau polisi yang langka, yang tetap rendah hati dan tak berubah setelah jadi perwira,” kenang Romly, warga lainnya.

Terkait isu miring yang berkembang soal dugaan motif penembakan terhadapnya disebut perihal setoran, warga yang mengenalnya baik menyatakan ketidakpercayaan. Dan argumentasi itu dibuat agar menjadi pembelaan bagi para Terdakwa.

“Saya tidak percaya. Almarhum itu jauh dari hal-hal begitu. Orangnya taat, tidak neko-neko. Kalau dibilang ada masalah setoran judi, itu tidak masuk akal,” tegas Wati.

Romly pun menyayangkan tuduhan yang mencoreng nama baik almarhum. “Kasihan anak dan istrinya. Sudah ditinggal sosok yang selama ini jadi tulang punggung keluarga, malah difitnah. Datang saja ke rumahnya, biar tahu seperti apa hidupnya,” ucapnya.

Kepergian AKP (Anumerta) Lusiyanto tidak hanya meninggalkan duka, tapi juga teladan. Sosok yang menjunjung integritas, sederhana dalam hidup, dan tulus dalam mengabdi. Ia bukan sekadar aparat penegak hukum, melainkan panutan bagi banyak orang. (RLS)

Artikel ini telah dibaca 65 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Pengakuan Mengejutkan Pengedar Sabu di Bulok Tanggamus : Habis Setiap 3 Hari, Setoran Sampai 6 Juta

17 June 2025 - 13:42 WIB

Pengelolaan Rest Area Pugung dan Taman Alamanda Tanggamus Kini Diserahkan ke Dua Kecamatan, Begini Teknisnya !

17 June 2025 - 13:26 WIB

Meski Baru Bebas Penjara, Pria di Pringsewu Ini Kembali Edarkan Sabu Usai Ditangkap Polisi, Selipkan BB di Lubang Kusen

17 June 2025 - 13:02 WIB

Polres Tanggamus Hadirkan Kepedulian di Tengah Warga Kota Agung Timur Sambut Hari Bhayangkara ke 79

17 June 2025 - 12:51 WIB

Pelaku Pembunuhan Siti Sulasih Ditembak di Pringsewu, Polisi Ungkap Sosok Residivis Sadis di Balik Kematian Tragis di Perkebunan Karet Natar

17 June 2025 - 12:43 WIB

Polisi Tangkap Pengedar Sabu di Bulok Tanggamus, 28 Paket Sabu dan Ekstasi Disita, Pemasok DPO

17 June 2025 - 12:06 WIB

Trending di Lampung