Prioritastv.com, Pringsewu – Nasib malang dialami anak bernama Riski Setiawan warga Dusun Mara balak RT. 06 RW. 01 Pekon Margakaya Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung.
Pasalnya, anak berusia 17 tahun putra dari almarhum Misno dan Jumiyati tersebut tertimpa musibah pada malam takbir Idul Fitri 1444 lalu, tertimpa musibah tersengat listrik hingga sekujur tubuhnya mengalami gosong.
Namun karena terbentur biaya, Riski saat ini hanya dalam perawatan di rumah saja, setelah 15 hari di rawat di Rumah Sakit sehingga Riski pulang dan mendapatkan perawatan ala kadarnya dari keluarganya di rumah.
Kondisi Riski kini sangat memprihatinkan, yang kemungkinan tangan dan kakinya sudah infeksi dan beresiko busuk bila tidak di tangani lebih lanjut, sementara ia anak yatim keluarga tergolong kurang mampu bahkan belum memiliki BPJS.
Berdasarkan keterangan Saryono Effendi selaku relawan Donor Darah Sukarela (DDS) Pringsewu bahwa pihaknya mendapatkan informasi dari aparatur pekon terkait kondisi sehingga timnya membawa ke rumah sakit.
“Upaya penanganan pertama, kemarin DPP DDS Pringsewu telah membawa Riski ke Rumah Sakit Pringsewu,” kata Saryono kepada Media Prioritas, Sabtu 20 Mei 2023.
Saryono menyebut, kendala yang dihadapi pihaknya terkait BPJS Riski yang belum aktif padahal sangat dibutuhkan sebagai syarat administrasi sehingga DDS telah berupaya meminta percepatannya kepada pihak terkait.
“Kepesertaan BPJS Riski Setiawan statusnya tidak aktif. Sedangkan sakitnya tidak bisa ditunda,” ujarnya.
Untuk itu, Saryono berharap kepada para dermawan dapat membantu meringankan beban Riski Setiawan yang dapat disalurkan langsung melalui keluarganya atau dapat melalui DDS Pringsewu.
“Donas juga dapat dititipkan melalui kam, melaluu rekening BRI 772401011276532 atas nama DPP Donor Darah Sukarela. Dengan konfirmasi transfer pada nomor 085369667377,” harapnya.
Terpisah, menurut Erpin selaku Ketua RT 06, Dusun Mara Balak, bahwa ayah Riski meninggal dunia pada tahun tahun 2010 atau tepatnya saat Riski berusia sekitar 4 tahun.
“Ayah Riski meninggal karena sakit. Saat itu umur Riski 4 tahun,” kata Erpin.
Erpin melanjutkan, kondisi ekonomi yang membuat sulit Riski sehingga pada usia mudanya ia harus bekerja dan bahkan tersengat listrik saat bekerja di wilayah Pagelaran saat Idul Fitri kemarin.
“Ya karena kondisi ekonomi. malam takbir aja masih kerja, tapi malah dapet musibah,” jelasnya.
Dijelaskan Erpin, penanganan awal sudah dilakukan pihaknya pekon berikut bantuan donasi ketika Riski berada di rumah sakit selama 15 hari sebelumnya.
“Untuk penanganan awal Kepala Pekon dan aparatur pekon sudah memberikan donasi maupun bantuan untuk Riski. Dan saat ini penangana lanjutan dilakukan oleh DDS Pringsewu,” jelasnya.
Atas kendala dana yang dihadapi keluarga Riski, ia juga berharap pemerintah maupun dermawan dapat membantu meringankan beban keluarga Riski sebab selama ini ia merupakan tulang punggung untuk kakek, nenek dan adiknya bersama 2 pamannya yang masih bujangan.
“Riski dan 2 pamannya selama ini menjadi tulang punggung bekerja apa saja seperti bangunan dan pekerjaan kasar lainnya. Nah sekarang 2 pamannya enggak kerja karna jaga Riski di rumah sakit,” tandasnya. (Davit)