Prioritastv.com, Tanggamus – Paska hujan deras yang terjadi di wilayah Pekon Bandar Negeri Semoung (BNS), khususnya di Pekon Sinar Bangun yang berada di penghujung Pekon kecamatan setempat membuat akses jalan setempat sangat memprihatinkan.
Akses jalan menuju pekon sinar bangun mengikuti pinggir way semaka dan hanya satu satunya jalan bagi masarakat pekon sinar bangun untuk mencapai pekon pekon lain dan jalan melewati hamparan persawahan masarakat pekon gunung doh dan masarakat pekon sekitarnya.
Akses jalan itu juga digunakan masarakat untuk menjual hasil bumi baik hasil kebun maupun hasil sawah, serta digunakan oleh anak anak yang bersekolah baik ditingkat SMP maupun SMA.
Jalan itu sudah sekian lama rusak akibat longsor di bibir sungai way semaka, sehingga ketika masarakat tidak berhati hati ketika melintas, akan menjadi musibah sebab dapat terperosok kesungai way semaka.
Menurut Rizal Winata, akibat tak tersentuh perhatian pemerintah, jalan pekon sinar bangun pernah merenggut korban jiwa karena korban terperosok saaf mengangkut hasil kebunnya.
Anehnya, pada saat kejadian banyak anggota dewan serta dinas-dinas di pemerintah kabupaten tanggamus yang meninjau lokasi kecelakaan pastinya melihat kondisi jalan yang memprihatinkan, namun hingga kini tidak pernah ada tindakan konkrit.
“Sampai saat ini belum ada perbaikan, malah pasca hujan satu hari satu malam ini jalan hampir tak bisa dilewati kendaraan roda 4 karena longsor nya bertambah,” kata Rizal Winata, Jumat 30 Juni 2023.
Sementara itu, Kepala Pekon Sinar Bangun, Alimudin mengatakan bahwa benar jalan satu-satunya menunu pekon sinar bangun dengan kondisi memprihatinkan.
“Ya jalan ini penghubung ke pekon lain, ke kecamatan maupun ke kabupaten dan jalan ini satu-satunya, digunakan masarakat sinar bangun, mengakut hasil bumi, harus melewati jalan ini,” kata Alimudin.
Kesempatan itu, Alimudin sangat berharap perhatian pemerintan, baik pemerintah daerah maupun pusat, agar jalan pekon sinar bangun segera diperbaiki.
“Harapan kami segera ada perbaikan, karena selain menghambat tranportasi warga juga sangat berbahaya bagi anak anak yang bersekolah,” harapnya. (Sungatno)