Menurut keterangan ibunya, Mar Supriyanti, Eri awalnya dapat berjalan normal seperti anak-anak lain. Namun, saat memasuki usia 5 tahun, tiba-tiba Eri mengeluh tidak bisa berdiri dan berjalan. Kondisi ini memaksanya berhenti bersekolah di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) karena malu dan tidak mampu beraktivitas seperti teman-temannya.
“Anak saya tiba-tiba bilang tidak bisa berdiri. Saat saya memintanya mengambil sesuatu, Eri berkata kakinya tidak bisa digunakan,” ungkap Mar Supriyanti.
Kesulitan dalam Pengobatan
Sejak kejadian tersebut, Mar Supriyanti mencoba berbagai cara untuk menyembuhkan anaknya, termasuk mengunjungi mantri dan melakukan terapi tradisional, namun hasilnya nihil. Dugaan sementara, Eri menderita gejala polio, namun belum ada diagnosa pasti karena keterbatasan fasilitas dan biaya.
Selain itu, Mar Supriyanti menghadapi kesulitan tambahan karena tidak memiliki Kartu BPJS. Hal ini disebabkan oleh Kartu Keluarga (KK) dan KTP-nya yang masih terdaftar di Pulau Jawa, tempat ia sebelumnya tinggal bersama suaminya. Baru-baru ini, dengan bantuan pihak yang peduli, Mar Supriyanti berhasil memperbarui identitasnya di Lampung.
“Saya belum punya BPJS karena KK dan KTP saya masih berstatus di Pulau Jawa. Baru-baru ini saya dibantu mengurus identitas saya di sini,” jelasnya.
Kondisi Materi yang Memprihatinkan
Dengan kondisi ekonomi yang sangat terbatas, Mar Supriyanti mengaku kesulitan untuk mencari nafkah dan mengobati anaknya. Ia terpaksa bekerja sebagai tukang ojek panggilan melalui WhatsApp untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, namun pekerjaan tersebut tidak memungkinkan dirinya meninggalkan Eri terlalu lama.
“Saya hanya bisa ojek untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari. Tidak ada cukup uang untuk biaya pengobatan anak saya,” ucapnya lirih.
Harapan untuk Bantuan Pemerintah
Mar Supriyanti berharap Pemerintah Kabupaten Tanggamus dapat memberikan perhatian dan bantuan agar anaknya mendapatkan perawatan yang layak. Kondisi Eri yang semakin memburuk, termasuk kelemahan pada tangan yang mulai sulit digerakkan, membuatnya semakin berharap ada bantuan medis yang tepat untuk mengatasi penyakit yang diderita Eri.
“Semoga ada bantuan dari pemerintah agar anak saya bisa mendapatkan perawatan yang layak dan sembuh dari penyakitnya,” harapnya.
Kisah Muhammad Eri Saputra ini menggambarkan kondisi warga yang sangat membutuhkan perhatian dan bantuan, terutama dari pemerintah daerah. Diharapkan, Pemkab Tanggamus dapat segera memberikan bantuan yang diperlukan untuk meringankan beban keluarga ini. (Sis)